Jujur Salah, Bohong Bikin Masalah
(Edisi 23 Januari 2015)
Ada 4 poin yang tercatat:
Pertama: jika ingin mengerti keburukan sifat dusta dari diri
sendiri, maka perhatikan kebohongan orang lain. Niscaya
anda akan membencinya, merendahkan, dan mengecamnya.
Begitulah kedudukan orang yang berdusta, yang melakukan
suatu yang tidak terpuji dan melakukan salah satu ciri
kemunafikan, yakni: “Jika berkata, dia berbohong”.
Tadi Pak Komar di segmen keempat mengutip apa yang
pernah diucapkan oleh Ibnu Mas’ud ra.: “Suatu saat,
Rasulullah saw. bersabda: ‘Sesungguhnya jujur itu
menunjukkan kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun
menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur,
niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan
sebaliknya, susungguhnya dusta itu menunjukkan kepada
kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke
neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan dicatat
sebagai pendusta’”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Jadi poin ketiga: pada hakikatnya jujurlah, dan jangan
perlakukan orang seperti kebanyakan orang memperlakukan
bendera. Seolah-olah dipuja, dihormati, lalu ditarik ulur,
kemudian ditinggalkan sendiri. Kepanasan sendiri, kehujanan
sendiri, merana sendiri, hingga lecet dan warnanya meluntur.
Dan terakhir, cinta pun bisa berdusta, tetapi jika engkau
miliki adalah cinta sejati maka semua bisa diatasi. Jika ada
cinta sejati yang mewarnai hidupmu, kamu pun tak kan
pernah mengkhianati siapapun dengan berdusta. Tersirat
dalam kalimat Fitrop, “Lebih baik ditampar oleh kejujuran
daripada dikecup oleh kebohongan”. (Maman Suherman)
Sabtu, 24 Januari 2015
Jujur salah .bohong bikin masalah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar