soewarsomandalaputra

Senin, 23 Februari 2015

Keadilan

Hal ini membuat saya berpikir: apa sih sebenarnya
keadilan itu?
Apakah keadilan berarti sama?

Jika saya sama dengan anda, maka berarti adil?
Ini adalah maksud yang sering di”cantol”kan
dengan kata keadilan.

Sebenarnya kita memiliki kata khusus untuk ini yang disebut “kebersamaan”,
seharusnya kata ini yang digunakan jika kita
mengemukakan konsep keadilan yang sama.

Apakah keadilan berarti perbedaan? Jika memang kita
berbeda, tentunya keadilan adalah perlakukan yang
berbeda sesuai dengan perbedaannya.
Perlakuan lebih
perlu diberikan kepada kaum minoritas, sedangkan
yang sudah mayoritas yaa biarkan saja. Yang kurang
dilebihkan, yang lebih yaa dikurangkan (berbeda khan perlakuannya) Hakikat arti keadilan seperti ini sebenarnya mirip
dengan yang kedua, yaitu ingin sama. kita harus
diperlakukan berbeda supaya sama. Padahal
perlakuan berbeda itu khan udah tidak sama, jadi
pengin adil dengan cara tidak adil? Apakah keadilan
berarti “pada tempatnya”? Ada lagi yang saya sering temui, pendapat yang menyatakan bahwa
keadilan itu yaa harus dilihat “pada tempatnya”/
konteksnya.

Adil bisa berarti sama, bisa berarti beda.
Problemnya adalah kalau udah bicara konteks, berarti
tambah persepsi. Kalau diawal hanya persepsi akan
arti keadilan berbeda, sekarang ditambah persepsi akan konteksnya. Yaa lumayan lah, dengan konteks, paling tidak
mencoba untuk saling mengerti. Hanya saja kalau udah
saling mengerti apakah berarti akan saling mau
mengorbankan kepentingan? Karena mengerti dan
berkorban itu adalah 2 bukit yang terkadang masih
memiliki jalan panjang.

Pengertian Keadilan pada hakikatnya adalah
memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai
dengan haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah
diakuai dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak
dan kewajibannya, tanpa membedakan suku, keturunan, dan agamanya. Sila kelima pada Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Pada sila ini dijelaskan bahwa
keadilan adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Semua
rakyat memiliki keadilan yang sama, jika salah
katakana salah dan jika benar katakana benar. Tetapi
kondisi sekarang telah berubah, katakana salah bagi yang tidak memiliki uang dan selamatkan yang salah
dari jerat hokum karena dia memiliki uang.
Ini adalah masalah terbesar bangsa, hal seperti ini
sudah mendarah daging di Indonesia. Tidak jelas kapan
semua ini terjadi, semuanya mengalir begitu saja
sampai dengan saat ini yaitu puncak dari ketidakjelasan ideologi bangsa ini. apakah Pancasila masih menjadi akar dari bangsa ini?
ataukah hanya menjadi sejarah? Semua ada ditangan
rakyat, pemuda. Mulai dari diri kita sendiri, keluarga,
lingkungan dan organisasi, jadikan Pancasila sebagai
akar kekuatan diri sendiri, keluarga, lingkungan dan
organisasi. Dari penjelasan diatas jelas bahwa Negara kita penuh
dengan kecurangan dan keserakahan. Kita sebagai
penerus bangsa harus menunjukkan sikap jujur sejak
dini sejak duduk dibangku sekolah dengan sikap tidak
menyontek, tidak membolos, karena semua itu adalah
sikap tidak bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang tua yang telah banyak memberikan biaya untuk
kita sekolah.
Dibalik kebaikan pasti ada keburukan dibalik sikap jujur
pasti ada kecurangan. Kecurangan adalah sifat
mendapatkan sesuatu dengan segala cara baik halal
maupun haram. Kecurangan dalam kehidupan adalah lawan dari sebuah kejujuran.
Manusia bersikap curang untuk memperoleh kepuasan
tanpa memikirkan dampak bagi dirinya maupun orang
lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar